Selalu saja ada alasan untuk bertindak brutal, atas nama Loyalitas, solidaritas dan dendam amarah, mereka meluapkan kebencian dengan melempari dan merusak serta menerjang apapun yang ada dihadapannya, tak terkecuali fasilitas umum seperti Kereta Api
Sekitar pukul 17.30 wib, tepatnya 200 meter setelah lepas Stasiun Cikampek, rombongan Supporter Persija Jakarta (Jakmania) yang tengah melakukan perjalanan ke SOLO untuk memberikan dukungan kepada Tim kesangannya Persija Jakarta yang akan berlaga di Stadion Manahan Solo pada Kamis 03 Juni 2010 dilaga Piala Indonesia, dengan menggunakan Kereta Api Bengawan Solo, berangkat pukul 16.00 wib dari Satsiun Tanah Abang dan menempati 4 rangkaian gerbong, tiba – tiba dikejutkan oleh suara gaduh dari kedua sisi rangkaian gerbong kereta api, terlihat begitu banyak kerumunan orang yang berdiri dipinggir rel kereta api, dan mereka bukan sekedar berdiri saja tapi melakukan aksi pelemparan dengan gunkan batu dan benda keras lainnya, bahkan Bom Molotov, kearah kereta api yang ditumpangi oleh rombongan Jakmania sambil berteriak sumpah serapah, seakan – akan sedang berhadapan dengan musuh dari Bangsa lain. kaca kereta api hancur berantakan dan korban luka – luka bocor kepala, memar dan luka lainnya dialami oleh Jakmania, pelemparan itu dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan kelompok supporter Persib atau dikenal dengan Bobotoh – Viking sepanjang Cikampek – Cirebon
Pihak kepolisian dibuat repot akan kejadian tersebut, tentu saja ini bukan kali pertama warga melempari kereta api yang ditumpangi rombongan Jakmania, mengingat pertikaian antara mereka sudah kerap sekali terjadi
Viking – Jakmania, seperti Tom and Jerry dalam serial kartun televisi, dan pada satu saat ada adegan dimana Tom and Jerry dapat bertemu tanpa permusuhan dan pertikaian, ketika ada satu titik temu kepentingan, seharusnya pun keduabelah pihak berupaya untuk mencari titik temu tersebut, sebelum semuanya menjadi sia – sia.
Kebencian, dendam amarah Viking – Jakmania tidak bisa dibiarkan berlarut – larut, bahkan terkesan dipelihara untuk berbagai kepentingan. sepakbola Indonesia semakin jauh dari Prestasi, catatan tentang kerusuhan pada akhir pertandingan kerap mewarnai berita – berita olahraga, kepemimpinan wasit yang tidak mumpuni sering kali menjadi pemicu tindakan tidak sportif dari pemain dan official dan banyak lagi persoalan – persoalan sepakbola lainnya. apakah problematik persepakbolaan Indonesia ; dibaca PSSI, belum cukup mampu dan seksikah untuk dijadikan sentral isu ataupun titik temu kepentingan supporter ? toh sejatinya sepakbola adalah Supporter ! artinya jika supporter mampu membenahi dirinya, maka wajah sepakbola Indonesia pun akan ikut terbenahi !
Saya akan akhiri catatan ini dengan pertanyaan kepada diri sendiri ? sudahkan saya menjadi supporter Tim yang baik ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar